Ketika banyak remaja yang lebih
memilih menghabiskan waktu bersama teman-tamannya. Ada yang nongkrong kesana
kemari tanpa kenal waktu, ada juga yang mengabisakan waktu dengan hura-hura
tanpa memikirkan orang tua mereka. Tetapi ada seorang remaja yang memilih utuk
merelakan masa remajanya demi sebuah masa depan yang cerah baginya. Tyas,
sebutan yang begitu akrab untuk seorang remaja yang lahir 22 tahun lalu.
Seorang bayi perempuan yang lahir
dari janin seorang ibu sekaligus sebagai anak kedua dari tiga beraudara.
Karunia Tuhan yang diberikan kepada pasangan Munawir dan Robitun ini. Mereka
merupakan warga desa yang menempati sebuah rumah kecil di Desa Kutoharjo
kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal ini. Buah hatinya tersebut telah mengukir
berbagai prestasi dan juga menjadi kebanggaan bagi orang tua manapun.
Ketika penulis mewawancarai remaja
ini dikampus kebanggannya itu
Universitass Negeri Semarang, selasa 8 Mei 2018 mahasiswa PJKR ini sangat
antusias untuk mengulik kisah pejalanan hidupnya. Sejak usia 10 tahun Tyas
mulai menyukai olahraga yang berbau kekerasan fisik ataupun body contact. “Saya
tertarik dengan olahraga beladiri, karena sejak kecil saya sering dibully oleh
orang-orang yang terlihat dari fisik lebih besar dari saya. Saya jadikan itu
sebagai motivasi buat saya.” Ujar mahasiswa semester 6 tersebut.
Sejak
usia 3 tahun, Tyas juga telah dimasukkan oleh kedua orantuanya dalam pendidikan
keagamaan atau biasa disebut madrasah. Tujuan orang tuanya agar Tyas mempunyai
bekal selain pendidikan dia juga harus mempunyai bekal agama. Ketika duduk dibangku sekolah dasar
remaja kelahiran 5 April 1996 ini selalu masuk pada peringkat 5 besar. Ketika
memasuki kelas 5 remaja ini mulai mengikuti klub taekwondo yang ada di
daerahnya. Awal keinginan Tyas untuk mengikuti kegiatan yang berbau kekerasan
tersebut tidak mendapat dukungan dari orang tuanya, tetapi semangatnya yang
menjadikan orangtuanya sedikit demi sedikit mendukung keinginan Tyas.
Waktu dimana teman-teman seusiaya
hanya tau bermain dan bersenang-senang, tapi remaja ini lebih memilih latihan
dan latihan. Ketika akan memasuki sekolah menengah Tyas lebih memilih untuk
sekolah di SMP Negeri 1 Brangsong dimana sekolah ini masuk dalam peeringkat kedua terfavorit
dari seluruh skolah yang ada di kota beribadat tersebut. Tyas fokus pada kegiatannya,
remaja yang mulai berpartisipasi dalam menyumbangkan prestasi untuk sekolah
kesayanganya tersebut dimulai dari POPDA Kabupaten hingga POPDA Provinsi telah
rutin menyumbangkan prestasi di setiap tahunnya.
Sungguh peraihan prestasi yang
sangat mengagumkan. Setiap orang bisa meraih suatu prestasi jika mau bekerja
keras dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Ketika masuk dalam perguruan tinggi
negeri Tyas masuk lewat jalur seleksi bersama Ternyata hobby membawa peluang
yang sangat besar dalam proses mencapai kesuksesan. Cita-cita Tyas sederhana,
kelak mahasiswa ini ingin menjadi seorang atlet yang bisa dibanggakan kedua
orangtuanya terutama ayahnya. Semua prestasi di dapat melalui proses dan
semangat yang membara. Sebuah prestasi dapat menjadikan seseorang remaja ini
dihargai dilingkungan masyarakat.
Memasuki bangku perkuliahan Tyas
masih aktif di bidang taekwondo. Berbagai kejuaraan diikutinya dan sekaligus
menghantarkannya menjadi Ketua Unit Kegiatan mahasiswa cabang olahraga
taekwondo. Karir di taekwondonya berakhir ketika remaja ini telah habis masa
jabatanya di dalam organisasi. Kemudian Tyas menjadi mahasiswa kupu-kupu selama
beberapa bulan. Remaja ini mulai bosan dengan rituitasnya yang monoton dan
kurang menantang.
Kemudian Tyas mulai bangkit dan
memutuskan untuk mengawali karirnya di cabang olahraga lain. Tyas memilih
cabang olahraga Tarung Derajat untuk kesibukanya saat ini. Remaja ini memulai
prestasi di tarung derajat dengan mengikuti KEJURDA Tarung Derajat Senior Jawa
Tengah. Kemudian remaja ini mulai ditarik oleh pihak kampus dan mulai bergabung
di ukm tarung derajat yang ada dikampuskesayangannya tersebut. Tak
tanggung-tanggung remaja berbadan tinggi ini menyumbangkan prestasi mulai dari
POM Rayon Semarang, POMDA Jawa Tengah hingga POMNAS.
“Saya selalu ingat kata pelatih
saya latihan itu penting bukan yang penting latihan, sebuah prestasi itu
membutuhkan proses bukan hanya angan-angan Semata” imbuh Tyas dengan penuh
semangat.
Setiap individu mempunyai hak untuk
berprestAsi, semua orang ingin mempunyai kompetensi agar bisa dihormati didalam
kehidupan bermasyarakat. Remaja ini berpesan kepada penulis dan juga semua
orang “ Jangan takut mengambil keputusan. Jangan takut mencoba hal baru, yakinkan
pada diri kamu bahwa kamu bisa”
Kali ini penulis menemukan sosok
remaja yang tidak pernah lelah dalam meraih prestasi, Tyas juga sempat
menyampaikan bahawa Indeks Pretasinya saat ini 3,32. Menurut Tyas menjadi seorang
mahasiswa yang berprestasi membutuhkan usaha yang masimal, latihan yang
sungguh-sungguh dan berdoa dengan penuh keikhlasan.(aym051)
Tidak ada komentar